Hargai Waktumu
“Hiasi hidupmu dengan zikir dan fikir” adalah salah satu pesan KH.R. Ahmad
Azaim Ibrahimy kepada santri Ma’had Aly pada acara penutupan Musabaqah
Al-Kaisiyyah, yang diadakan oleh lora Abdurrahman al-Kayyis. Secara tidak
langsung beliau mengingatkan kepada santrinya untuk selalu menghargai dan
memperhatikan waktu. Karena orang yang pintar bukanlah orang yang mempunyai IQ
yang tinggi, tapi orang pintar adalah orang yang bisa memanfaatkan waktunya
sebaik mungkin. Kesuksesan dan kebahagiaan seseorang tergantung kepada sejauh
mana ia memanfaatkan waktunya dalam kebaikan. Agama Islam mengenalkan kepada
penganutnya terhadap nilai waktu yang begitu besar, sebab setiap nafas yang
keluar, setiap waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi. Hal
ini selaras dengan sebuah kalam hikmah
Artinya; Waktu itu bagaikan pedang, jika
kamu tidak bisa mengendalikannya maka kamu akan dibunuhnya.
Setidaknya
dalam kalam hikmah ini dapat diambil inti sari, bahwa waktu merupakan suatu hal
yang harus diperhatikan dan diisi dengan hal-hal yang positif dan bernilai
ibadah. Karena sedikit saja lengah, tidak memperhatikan waktu yang dimiliki,
maka akan menimbulkan penyesalan dan kerugian dimasa mendatang. Mumpung masih
hidup perbanyaklah amal saleh dan selalu berusaha memberi manfaat kepada orang
lain. Karena dunia adalah tempat untuk bercocok tanam dan hasilnya akan kita
petik kelak di akhirat. Apa saja yang kita kerjakan di dunia ini usahakan harus
bernilai ibadah dan menjadi perantara dalam meraih ridhanya Allah I Syaikh Zainuddin bin Ali al-Malibari
pengarang nazhaman Hidayah al-Adzkiya’ ila Thariq al-Auliya’ menjelaskan;
واصرف الى الطاعة وقتك كلّه # لا تتركن وقتا سدى متساهلا
Artinya;
Gunakanlah semua waktumu untuk taat kepada Allah I, jangan kamu meremehkan dan membiarkan
waktumu hilang dengan sia-sia. (Hidayah
al-Adzkiya’ ila Thariq al-Auliya’)
Dalam
bait ini syaikh Zainuddin mengajarkan kepada kita untuk selalu mengisi waktu
yang dimiliki dengan taat kepada Allah I dan menjauhi perkataan dan perbuatan
yang tidak berguna, karena dalam hal ini Nabi Muhammad r, bersabda yang artinya; Dari Abi
Hurairah ra, Rasulullha r bersabda, “ termasuk kebagusan Islam
seseorang adalah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.” Hadits hasan
riwayat Turmudzi (Ta’limul ahab Ahadits al-Nawawi wabnu Rajab;hal 2)
Disamping itu yang menjadi pertanyaan apakah mungkin mengisi
semua waktu yang kita miliki dengan ibadah kepada Allah I, apalagi sebagai manusia, kita butuh
makan, minum, bekerja, dan sebagainya. Jawabannya sangat mungkin, sebab semua
perbuatan mubah jika diniatkan untuk ibadah maka akan bernilai ibadah, misalkan
ketika makan kita niatkan agar kuat dan semangat dalam beribadah kepada Allah I. Dalam konteks ini Imam Ibnu Ruslan
menjelaskan di dalam kitabnya, Shafwah al-Zubad;
لكن اذا ما نوى بأكله القوى
# لطاعة الله له ما قد نوى
Artinya;
apabila seseorang ketika makan berniat mencari kekuatan untuk taat kepada Allah
I, maka ia
akan mendapatkan pahala sesuai dengan apa yang diniatkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, pekerjaan apa saja
yang dilakukan asalkan diperbolehkan oleh syara’dan diniatkan untuk ibadah maka
akan bernilai ibadah. Semetara itu ada dua hal yang perlu dilakukan agar sebuah
kehidupan memiliki keunggulan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah
Gymnastiar dalam bukunya Demi Masa. Pertama, waktu boleh sama
tapi isi harus beda. Cobalah bayangkan, andaikata dalam suatu perlombaan balap
sepeda, dalam satu detik si A berhasil mengayuh satu putaran, si B setengah
putaran, dan si C mengayuh dua putaran. Siapa yang berhak jadi juaranya? Maka,
dengan meyakinkan si C-lah yang akan berpeluang menjadi juara. Mengapa? Karena
pada detik yang sama si C dapat berbuat lebih banyak dari yang lain. Kedua,
sekarang harus lebih baik daripada tadi. Waktu adalah modal kita dalam
mengarungi kehidupan ini. Kalau modal itu dioptimlakan maka beruntunglah kita,
tapi kalau modal itu disia-siakan maka pasti akan rugilah kita. Jika hari ini
sama dengan hari kemarin berarti kecepatan kita sama, tak ada peningkatan, dan
tidak akan pernah menyusul siapapun. Andaikata orang lain selalu meningkat maka
kita akan tertinggal. Rasulullah r mengingatkan
kita dengan sabdanya, “Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka
dia termasuk orang-orang yang merugi.”(HR Dailami)
Yang harus diingat setelah iman, adalah waktu merupakan hal
yang paling berharga bagi seorang muslim, waktu itu amanah dan milik Allah.
Oleh karena itu, untuk meminimalisir penyesalan dimasa mendatang, maka jangan
main-main dengan waktu, kita harus berusaha dan berusaha untuk selalu menjaga umur
kita, masa muda kita dengan mengisi ibadah kepada Allah I menuntut ilmu, dan memberi manfaat
orang lain. Sehingga kita tergolong orang yang hidup bahagia dunia akhirat.

Komentar
Posting Komentar